Bahagia itu bisa sangat sederhana, bisa juga sangat rumit meraihnya.
Sebagai makhluk hidup, teori biologis sederhananya tentang kebahagiaan adalah terlepasnya Hormon Dopamin dalam tubuh kita saat kita selesai berusaha untuk mendapatkan/menyelesaikan sesuatu. Sebagai contoh, seneng banget kalo selesai ujian, atau happy banget saat berhasil beli sepatu incaran, gitu2 lah.
Jadi secara teknis, semua perasaan bahagia itu dipicu oleh si Hormon Dopamin sialan ini. Kadar dalam tubuh dan cara mengukurnya juga ngga bisa dilakukan secara sederhana, cukup rumitlah.
Tetapi mungkin aja (mungkin ya), kadar Dopamin yang dikeluarkan saat seorang Crazy Rich beli Lamborghini terbaru sama dengan yang dikeluarkan oleh seorang Ibu yang lagi craving banget pengen makan Seblak terus kesampean.
Kadar Dopamin yang sama, dengan harga yang berbeda.
Maka, penting banget mengatur tujuan-tujuan kebahagiaan kita.
Bahagia itu sederhana katanya.
Ada benarnya, karena dengan perkara perkara yang remeh kita masih bisa bahagia.
Seperti nonton drakor, main sama kucing kesayangan, fangirling, menggambar, meet up dengan teman2.
Beli tas Balenciaga, cincin Tiffany, Harley Davidson juga membahagiakan pasti. Tapi membahagiakan siapa? Abang-abang ojol kayaknya gak bahagia juga kalo dikasih tas Balenciaga, mendingan dapet orderan sehari 20.
Kadangkala saya juga nerima job karena seneng aja, walopun nominalnya kecil ato bukan untuk usaha besar. Kayaknya Dopamin saya terlepas klo bisa bantuin temen2 yang butuh dibuatkan logo sederhana, spanduk, atau apa aja deh. Saya di notice sama temen2 untuk jadi "rujukan" itu sudah hal yang membahagiakan.
Anya Forger |
Beberapa waktu klo lagi gada job juga sy iseng bikin typography, gada uangnya memang, tapi rasanya bahagia aja bisa menyelesaikan gambar itu, puas, dopamin released, mission accomplished.
So, keep it low. Sekaya apapun kamu, usahakan bahagiamu yang sederhana2 aja.
Jangan mau diboongin sama Dopamin sialan itu, masa harga Lambo disamain Seblak??
Keep Your Lights On!